"Dari 960 ribu unit itu, 40 persen di tipe 4x2 MPV (400 ribu) 22 persen itu di segmen LCGC KBH 2. Dari dua model itu saja sudah dominasi 60 persen yang berarti 600 ribu. Sekarang ada enggak mobil listrik, yang harganya Rp300 juta-an dengan spesifikasi seperti itu," tegas dia.
Gaikindo juga menyambut baik para produsen yang menjembatani masyarakat dengan menghadirkan mobil-mobil teknologi hybrid. Menurut Jongkie kehadiran teknologi hybrid bisa menjadi satu lompatan sebelum ke mobil listrik.
Baca Juga:
Dukung Kinerja Industri Otomotif, Kampus Kemenperin Siap Cetak SDM Unggul
"Hybrid itu satu lompatan dulu untuk ke listrik, dengan menggunakan hybrid itu kan juga banyak keuntungannya. Mulai dari biaya perawatan yang rendah, penggunaan konsumsi BBM yang juga murah dan tentunya polusi juga akan rendah. jadi, menurut saya, 1 juta bukan tidak mungkin nanti pada waktunya itu" jelas dia.
Sementara itu, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan target pemerintah itu juga harus diiringi dengan sejumlah hal. Salah satunya ekonomi harus bertumbuh.
"Ekonominya harus tumbuh, karena yang jelas dari sana enggak mungkin kita paksain semua harus dibeli pemerintah, harus masyarakat yang beli," kata Kukuh Kumara saat dihubungi.
Baca Juga:
2023, Penjualan Mobil di Indonesia Diprediksi Capai 975 Ribu Unit
"Masyarakat punya daya beli karena ekonominya bagus, ekonomi bagus kalau pertumbuhannya di atas 5 persen," imbuhnya.
Kukuh mengatakan meski tidak bisa memberi kepastian, pihaknya juga optimistis target itu dapat tercapai.
Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat akan kehadiran Wuling Air EV. Dari data Gaikindo, Wuling Air EV jadi mobil listrik terlaris pada Oktober 2022 dengan Wholesales pada bulan itu tercatat 1.629 unit.